BKKBN Menggelar Konsultasi Publik Rencana Strategis dan Peta Jalan Pembangunan Kependudukan

BOGOR, Titikspasi.com – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar Konsultasi Publik terkait Rencana Strategis (Renstra) dan Peta Jalan Pembangunan Kependudukan di Hotel Rancamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Rabu (4/6/2025).
Acara ini melibatkan 16 perguruan tinggi negeri di Indonesia yang tergabung dalam konsorsium perguruan tinggi yang fokus pada isu-isu kependudukan
Kegiatan ini pun dihadiri oleh rektor dan wakil rektor dari kampus-kampus tersebut hadir langsung dalam kegiatan ini.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menguji publik Rencana Strategis sekaligus menyusun peta jalan pembangunan kependudukan nasional.
“Kita minta masukan kepada 16 perguruan tinggi di Indonesia, yang tergabung dalam konsorsium perguruan tinggi yang bergerak dalam isu-isu kependudukan. Ini untuk menyelesaikan hal-hal yang berkenaan dengan kependudukan dan pembangunan keluarga,” ujar Wihaji.
Menurutnya, isu-isu kependudukan sangat mendesak dan menjadi dasar penting dalam pengambilan kebijakan nasional ke depan. Salah satunya terkait dengan perencanaan menyambut bonus demografi pada 2030-2035 dan proyeksi Indonesia Emas 2045.
“Di sinilah peran para rektor, profesor, dan akademisi saya minta untuk memberikan masukan kepada kementerian, kebijakan apa yang pas dalam konteks jumlah penduduk, luas wilayah, dan berbagai data kependudukan,” tegasnya.
Ia berharap konsultasi ini dapat menghasilkan rekomendasi konkret untuk peta jalan pembangunan kependudukan dan strategi program yang berdampak langsung kepada masyarakat.
Ia menekankan pentingnya membangun kerangka kerja yang jelas dan kolaboratif antara pemerintah dan perguruan tinggi.
“Yang kita kerjakan nanti harus berdampak. Maka kerangka kerja atau frame-nya harus jelas. Hari ini kita mau membentuk frame itu, dan saya sebagai pembantu Presiden akan bekerja sesuai yang sudah ditulis dalam frame tersebut,” katanya.
Ia juga menyoroti lima isu strategis kependudukan yang menjadi perhatian utama dalam penyusunan kebijakan, yakni disparitas kependudukan antarwilayah, jumlah penduduk dan laju pertumbuhannya, tingkat fertilitas total (Total Fertility Rate/TFR), urbanisasi, serta perubahan perilaku keluarga dan remaja.
“Semangatnya adalah agar Indonesia tertata dengan baik dalam menghadapi tantangan-tantangan kependudukan,” tandasnya.
Adapun 16 perguruan tinggi yang terlibat di antaranya Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Padang, Universitas Sumatera Utara, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Airlangga (UNAIR), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).