Berita

Dewan RI Achmad Ru’yat Bandingkan Vaksin Covid 19 dan Vaksin TBC yang diduga Sarat Muatan Hegemoni Internasional

Jakarta, Titikspasi.com – Anggota Komisi IX DPR RI Achmad Ru’yat menduga ada unsur hegemoni internasional dalam uji coba vaksin penyakit Tuberkolosis (TBC) buatan Bill Gates di Indonesia.

Saat dihubungi awak media, mantan Wakil Wali Kota Bogor ini mengaku sudah menyampaikan dugaannya ini dalam rapat dengar pendapat bersama Kementrian Kesehatan 9 Mei 2025 kemarin.

Jika dibandingkan dengan vaksin Covid-19 yang sangat kilat, politisi PKS jelas mempertanyakan kenapa khusus vaksin TBC baru diprediksi bisa ada ditahun 2028.

“Dari presentasi yang tadi disampaikan bahwa infeksi dari bakteri, mikrobakterium tuberculosis ini sudah lama, mungkin kalau lihat di Google itu sejak 4000 tahun yang lalu sejak zaman dulu ada muminya di Mesir, itu ada bakteri, mikrobakterium tuberculosis,” ujarnya.

“Kalau pada virus, katakanlah kemarin pandemi covid-19, itu bisa langsung tumbuh vaksin dari Inggris, dari Jerman, dari Amerika, ini untuk bakteri mikrobakterium tuberculosis, ini risanya kenapa lama, tadi diprediksi baru akan muncul mungkin vaksinnya di tahun 2028, kira-kira ini apa penyebabnya, apakah ada unsur hegemoni internasional ?, sambung Ru’yat.

Hegemoni internasional sendiri dalam dunia kesehatan internasional, hegemoni merujuk pada dominasi atau pengaruh kuat suatu negara, organisasi internasional, atau aktor global tertentu dalam menentukan agenda, kebijakan, praktik, dan bahkan pemikiran terkait isu-isu kesehatan lintas negara.

“Kekuatan dominan ini mampu membentuk norma, standar, dan prioritas kesehatan global, seringkali sesuai dengan kepentingan dan nilai-nilai mereka,” tandas Ru’yat.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menyebut sejak beberapa bulan lalu vaksin penyakit Tuberkolosis (TBC) besutan Bill Gates telah diuji klinis atau clinical trial di Indonesia.

“Sudah, sudah dimulai sebelummya. sudah mau enam bulan kalau enggak salah,”katanya.

Budi juga menyebut uji klinis vaksin tersebut telah berjalan di Indonesia dan menggaet tim peneliti dari Universitas Padjadjaran dan UI untuk melakukan uji klinis fase ketiga.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button