Pengamat Ekonomi Nilai Pemerintah Belum Efektif Kendalikan Harga Pangan Sehingga Inflasi di Jawa Barat Meningkat

Titikspasi.com – Pengamat ekonomi sekaligus Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIM Budi Bakti, Dr C Aza El Munadiyan S.Si MM, menyebut inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Jawa Barat sebagai tanda bahwa pemerintah belum cukup efektif secara merata dalam mengendalikan harga pangan.
Menurut Dr Aza sapaan akrabnya, Inflasi year-on-year (y-on-y) Jawa Barat Juli 2025 sebesar 2,03% masih dalam kategori moderat dan di bawah target nasional BI yang berkisar 2,5%.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat masih mampu mengendalikan inflasi secara umum, meskipun ada tekanan dari komponen volatile food (pangan) dan jasa lainnya seperti perawatan pribadi (naik 10,8%) yang sifatnya musiman dan struktural.
Faktor musiman memengaruhi inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau naik 2,61%, lazim terjadi menjelang dan pasca Idul Adha yang tahun ini berlangsung pada bulan Juni-Juli.
“Namun demikian, data ini juga mengindikasikan pengendalian harga pangan belum cukup efektif secara merata, terutama di kota seperti Sukabumi inflasi mencapai 3,63% sedangkan di Kabupaten Bandung hanya 1,38%. Hal ini menunjukan distribusi, logistik, dan daya beli tidak seimbang antar wilayah,” kata Dr Aza saat dihubungi awak media, Minggu (03/08/2025).
Pemerhati pendidikan ini juga menyarankan agar pemerintah mengaktifkan kembali Tim Pengendali Inflasi Daerah(TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah(TP2DD) lintas kabupaten/kota.
“Hal ini dimaksudkan agar pengendalian inflasi tidak hanya dikendalikan pusat, tapi juga disinergikan antarwilayah. Pemerinah provinsi Jabar perlu melakukan intervensi BUMD Pangan atau Bulog Daerah untuk menggelar pasar murah secara rutin bukan hanya saat menjelang hari besar keagamaan,” tandasnya.
Sebelumnya data BPS Jawa Barat merilis bahwa inflasi tertinggi terjadi di Kota Sukabumi dan terendah terdapart di Kabupaten Bandung.