Dewan RI Achmad Ru’yat Minta BGN Evaluasi, Usai Dugaan Keracunan MBG di Kota Bogor

Bogor, Titikspasi.com – Anggota Komisi IX DPR RI, Achmad Ruyat, meminta agar Badan Gizi Nasional melakukan evaluasi terhadap beberapa kasus keracunan yang terjadi di sejumlah daerah. Terbaru, kasus keracunan yang diduga berasal dari program MBG di Tanah Sareal, Kota Bogor, berdampak terhadap ratusan orang yang mengalami keracunan.
Achmad Ruyat menyoroti aspek kebersihan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) harus dijalankan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dengan ketat, karena menyangkut dengan makanan yang akan dikonsumsi para pelajar.
“Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Badan Gizi Nasional kami sudah menyampaikan di Komisi 9 mengevaluasi adanya keracunan ini, apalagi ini SPPG nya ada di kota, harusnya menjadi standar operasional prosedur yang memang memperhatikan masalah sanitasi. Misalkan mulai masaknya paling lambat ditentukan jam berapa, didistribusikan nya jam berapa, dan juga mungkin juga ada sanitasi yang kurang cermat sehingga terpapar Salmonela dan E.coli,” ujar Achmad Ruyat saat dihubungi awak media, Jum’at (16/5/2024).
Ruyat mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, untuk bisa memberikan atensi terhadap kasus keracunan ini. Ia mengaku bahwa instansi seperti BGN memang terbilang baru, untuk itu ke depan diperlukan pembenahan secara menyeluruh agar tugas dan fungsi kelembagaan BGN bisa berjalan dengan baik.
“Demikian juga terkait dengan SOP nya ini kan menyangkut makanan sangat sensitif dan ini memang secara kelembagaan masih baru memang harus terus kita benahi di dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Prof Dadan (Kepala BGN) juga sudah beberapa kali di SPPG Bosowa Bina Insani, selalu monitor apa yang menjadi kekurangannya, tetapi justru disitu ada masalah. Ini tidak boleh terjadi lagi ke depan,” terangnya.
Sementara itu Kepala BGN, Dadan Hindayana sebelumnya telah memutuskan untuk menutup sementara layanan Makan Bergizi Gratis (MBG) di SPPG Bosowa Bina Insani, Tanah Sareal, Kota Bogor. Ia menyebut penutupan ini dilakukan untuk mengevaluasi seluruh Standar Operasional Prosedur (SOP) dan layanan MBG di SPPG tersebut terutama untuk meningkatkan aspek kebersihan dan memastikan seluruh layanan sesuai dengan standar Badan Gizi Nasional.
“Sementara ini untuk di SPPG Bosowa Bina Insani kami tutup sementara kita akan lakukan evaluasi mendasar untuk meningkatkan aspek higeinis di SPPG meskipun kita lihat sebenarnya itu salah satu tempat yang paling bagus di Bogor ya tetap harus dinaikan kelasnya dengan mengikuti standar Badan Gizi,” kata Dadan Hindayana.
Kasus keracunan MBG itu berdampak terhadap 223 orang. Saat ini mereka yang terpapar keracunan sudah ditangani secara medis dan sebagian besar sudah sehat kembali. Pemerintah saat ini masih melakukan pendalaman dan evaluasi guna memastikan penyebab keracunan, agar ke depan diharapkan tidak terulang kembali.