Headline

Chusnul Rozaqi Dukung Program Ketahanan Pangan Presiden RI dan Genjot IP Padi Lokal Agar Terus Meningkat

Bogor, Titikspasi.com – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor, Chusnul Rozaqi mengklaim bahwa Kota Bogor sudah surplus beras.

Kota Bogor sebagai kota jasa yang tidak didominasi oleh lahan pertanian berdasarkan data tahun 2024 telah mengalami surplus.

Kota Bogor memiliki lahan baku sawah dengan total 168 hektar, lahan sawah yang dilindungi (LSD) hanya 126,8 hektar, dengan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) seluas 58,66 hektar,” papar Chusnul.

Dengan kondisi tersebut, Chusnul menyatakan bahwa kemampuan Kota Bogor untuk memenuhi kebutuhan berasnya dari hasil panen petani lokal hanya 5 persen dari total keseluruhan kebutuhan masyarakat.

“Maka itulah sisa kebutuhan masyarakat akan beras, kami mendatangkan beras dari Indramayu dan Cianjur karena itulah Bogor dinamakan kota jasa,” ujar Chusnul, Kamis (10/04/2025).

Hasil produksi beras lokal Kota Bogor ditambah beras dari Cianjur dan Indramayu dipastikan Chusnul lebih dari cukup hingga masyarakat diluar Kota Bogor yang lokasinya masih dekat dengan kota alias warga Kabupaten Bogor bisa membeli beras di Kota Bogor.

Mantan Kadis PUPR Kota Bogor ini juga mengatakan bahwa dirinya bersama jajaran DKPP Kota Bogor telah melakukan beberapa treatment untuk terus menjaga jumlah hasil panen di kota hujan.

“Kami tingkatkan Indeks Pertanaman (IP) komoditi beras Kota Bogor, IP yang tadinya satu kali penanaman menjadi 2, 3, atau 3,5 masa tanam, jadi misalnya masa tanamnya itu dulu setahun dengan tadah hujan hanya sekali, kita bantu dengan pompa bisa dua kali, bisa tiga kali kalau satu hektare itu kurang lebih sekitar 6-7 ton pada sawah basah, menjadi beras itu sekitar 4,5 ton kalau dikalikan 127 hektare tadi yang memang benar-benar masih kondisi sawah dikalikan 4,5 ton, jadi kebutuhannya masih kurang,” tukas Chusnul.

Soal hama, Chusnul mengaku juga hal tersebut bukan masalah besar di Kota Bogor, selain para petani padi di Kota Bogor sudah berpengalaman, dinas juga telah menyiapkan
penyuluh hama tersendiri alias Petugas Pengendali Organisasi Pengganggu Tanah (POPT) yang sering mengadakan sosialisasi dibantu juga penyuluh pertanian diwilayah masing-masing.

“Kedepannya kami berharap, dapat terus meningkatkan IP alias Indeks penanaman dari cuaca ketika kurang air kita bantu dengan pompa, dari pengolahan sawahnya dibantu dengan alat jadi petani sendiri tidak terlalu lama untuk menggarap sawahnya, akhirnya masa tanamnya kelewat dari waktunya, jadi untuk tanam keduanya juga sudah ketemu musim kering, disitu berharap seperti petani bisa meningkatkan produksi walaupun tidak bisa memenuhi kebutuhan tanaman tapi setidaknya kita bisa meningkatkan produksi yang ada,” tandas Chusnul di Kantor DKPP Kota Bogor.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button